Suara Nelayan Pulau Pinang: Mata Pencarian Para Nelayan Yang Terancam.

Author(s) : Rivani Indri Putri
Institution : Universitas Jenderal Achmad Yani
Salam. Perkenalkan, nama saya Rivani Indri Putri, saat ini menempuh tahun ketiga di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Jenderal Achmad Yani. Saya sedang menjalani program Student Mobility dan berada di Universitas Sains Malaysia dalam Program Maritime Nusantara dan Sustainability Policy Initiative Centre Policy Research Internship.
Salah satu penugasan saya adalah melakukan penelitian mengenai proyek reklamasi 3 pulau di Pulau Pinang, yang berdampak pada berbagai aspek. Salah satunya adalah ketidakstabilan lingkungan yang dialami oleh para nelayan di Sungai Batu.
Nelayan yang saya wawancarai, Pakcik Isfaerul Nizal, bukan hanya seorang nelayan, melainkan juga saksi hidup perubahan laut di Pulau Pinang. Sejak kecil, laut sudah menjadi bagian dari hidupnya—tempatnya tumbuh, belajar, dan akhirnya mencari nafkah. Turun ke laut atau menyusuri pantai bukan sekadar rutinitas, melainkan sudah menjadi sumber kehidupannya selama bertahun-tahun.
Namun, proyek reklamasi ini mengubah segalanya. Bagi Pakcik, masa depan terasa semakin tak menentu. Hasil tangkapan menurun, ombak tak lagi bersahabat, dan suara para nelayan seperti dirinya seakan tak pernah didengar. Beliau menolak proyek ini, bukan hanya karena mata pencahariannya terancam, melainkan juga karena beliau tahu bahwa laut yang dulu memberinya kehidupan kini perlahan direnggut.
Mari kita suarakan, jayakan, sejahterakan! 🌊
Terima kasih,
Selamat menonton! ^^