INSTAGRAM PART 1 : SUARA NELAYAN PULAU PINANG

0
TIKTOK PART 2 : SUARA NELAYAN PULAU PINANG

Author(s)          : Mochamad Ramdhan

Institution         : Universitas Jenderal Achmad Yani

𝑺𝒖𝒂𝒓𝒂 π‘΅π’†π’π’‚π’šπ’‚π’ π‘·π’–𝒍𝒂𝒖 π‘·π’Šπ’π’‚π’π’ˆπŸοΈπŸ‡²πŸ‡Ύ

Ternyata, bukan hanya Jakarta yang gemar β€œmewarnai” laut dengan proyek reklamasi. Penang, Malaysia, tampaknya juga ikut-ikutan dalam tren ini. Bedanya? Nelayan di sini tidak hanya kehilangan ruang mencari nafkah, tapi juga kehilangan hak untuk didengar.

Nelayan Sungai Batu, yang jumlahnya tak seberapa dibanding kepentingan besar di balik proyek ini, harus menerima kenyataan bahwa keberlanjutan hidup mereka kalah penting dibanding urusan beton dan keuntungan segelintir pihak. Reklamasi bukan sekadar menutup biodiversitas bawah laut, tapi juga menutup masa depan mereka yang menggantungkan hidup pada laut.

Sebagai mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jenderal Achmad Yani – Indonesia, saya mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pengabdian masyarakat. Dalam perspektif Hubungan Internasional, saya bertindak sebagai transnational advocacy actor yang berusaha menyuarakan kepentingan nelayan lintas batas negara. Semoga Kerajaan Malaysia tidak lupa bahwa pembangunan seharusnya untuk semua, bukan hanya untuk mereka yang punya kuasa.

Selengkapnya mengenai wawancara saya dengan Tn. Soza Syahremy Bin Zainal (Pak Cik Remy), mari dengarkan Suara Nelayan Pulau Pinang!

@iwinlibrary @cpr_usm

Think Beyond. Act Beyond. Achieve Beyond.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *